Caracas, KompasOtomotif - Toyota Motor Corporation
membekukan sementara pabrik perakitannya di Venezuela karena tidak punya
uang tunai dollar AS untuk mengimpor komponen. Kebijakkan pemerintah
membatasi pertukaran mata uang asing membuat merek terbesar di dunia ini
sulit mendapatkannya pada waktu yang tepat, khususnya bila pasokan
komponen sudah menipis.
Penutupan sementara pabrik di Cumana,
dilakukan 6 minggu mulai 13 Februari lalu. "Pada tahap awal, kami
menutup 45 hari dengan harapan kami bisa diberikan mata uang asing yang
dibutuhkan untuk mengimpor komponen," kata sumber Toyota Venezuela yang
dilansir
AFP (8/2/2014).
Stok komponen yang sudah
tingkat kritis memaksa pabrik ditutup sementara. Keputusan ini bukan
cuma mempengaruhi produksi, juga administrasi bisnis perusahaan. Tahun
lalu, Toyota Venezuela memproduksi 9.500 unit.
Pemerintah Venezuela membatasi penggunaan mata uang asing di
negaranya, menyebabkan Toyota harus melalui proses birokrasi yang rumit
untuk mendapatkan dollar AS.
Venezuela hanya menyediakan dollar
dengan kurs resmi yang diatur, yakni 6,3 bolivar per dollar AS kepada
importir yang ditunjuk dan difokuskan untuk produk makanan dan medis.
Perusahaan lain yang butuh dollar untuk membayar tagihan luar negeri
harus membeli dengan kurs lebih tinggi pada lelang yang dikelola
pemerintah.
Hal tersebyt membuat peredaran dollar AS terbatas,
menyebabkan kekurangan berbagai kebutuhan dasar dan memicu inflasi
sampai 56,2 persen pada 2013. Kamar Dagang Otomotif Venezuela
menyatakan, produksi mobil anjlok, tinggal 296 unit dan mayoritas
diproduksi Toyota. Tahun lalu, 72.000 unit mobil diproduksi di
Venezuela, turun 30 persen dari 2012.