Bogor, KompasOtomotif – Bagi Joy, salah satu anggota Mitsubishi Outlander Sport Indonesia (MitOSI), membagi waktu untuk urusan keluarga dan hobi memodifikasi mobil adalah penting. Jatah mengutak atik mobil di akhir pekan mulai berkurang dan dihabiskan untuk keluarga. Namun saat ini, ketika buah hati, Daffa Jeneviero (15), sudah beranjak dewasa, hobi lama tersebut bisa dilakoni kembali. Hanya saja dengan teori yang berbeda.
Ada niat terselubung ketika Joy memutuskan bergabung bersama MitOSI pada 2013 lalu. Daffa kerap diajak dalam setiap kegiatan komunitas. Tujuannya untuk merangsang ketertarikannya di dunia otomotif sekaligus menjadi sekutu. “Joy junior” kini mulai paham nilai dan cita rasa usang yang sempat terlupakan. Bekal informasi sana sini, ditambah “racun” anggota komunitas lain, sentuhan modifikasi kini perlahan mulai dituangkan di crossover Outlander Sport PX miliknya.
Minat Daffa terbentuk sejak kecil, Joy mengatakan nama belakang “Jeneviero” diambil dari kota otomotif di Swiss yang terkenal dengan pameran Jenewa (Geneva) Motor Show. “Nama itu kami ambil karena saat dia lahir saya dapat tugas penempatan di Geneva. Sewaktu berumur 4 bulan dia susul saya, kemudian tinggal di sana hingga 4 tahun. Dari kecil dia memang senang mainan dan game PlayStation yang ga jauh-jauh dari mobil,” ungkap Joy.
UbahanLihat saja di bagian bodi, paket aerodinamis produk DAMD, yang tengah tren, sudah menempel di beberapa lokasi. Seperti spoiler di bemper depan belakang, side skirt dan spoiler belakang. Semuanya model add-on. Sorotan “mata” makin tajam dengan produkaftermarket bergaya devil eye berikut lampu kabut LED. Makin sangar, diameter ujung knalpot diperbesar.
Seluruh konsep awalnya dinamakan Black Beauty sehingga mengubah tampilan jadi elegan namun tetap sporty. Menyesuaikan dengan karakter Outlander yang punya “setengah” DNA off-road. Lantas “kaki-kaki” diperkuat suspensi model coilover dan strutbar di bagian depan. Pelek berdiameter 20 inci di setiap ruang fender menambah kesan gagah dan mewah.
“Sekarang saya sudah ngerti, jadi harus kesepakatan bersama, kalau ada barang bagus dan harganya pas, kita pasang,” kata pelajar yang sekarang duduk di bangku sekolah 3 SMP itu. Joy pun turut senang, sebab, hari lenggang pada Sabtu kerap diisi perburuan aksesori baru bersama Daffa.
Kualitas suara
Ubahan masih belum selesai, terus merambat ke interior. Modifikasinya memang tidak terlalu banyak, hanya mengoptimalkan sajian audio dalam kabin untuk kenyamanan berkendara. Kualitas suara makin jernih dengan terapan konsep Sound Quality, bagian depan menggunakan speaker 3 way, sementara nada rendah dihasilkan subwoofer 10 inci di bagasi.
“Memang agak salah saya kenalkan sistem audio. Sekarang dia malah mulai gemar dengar musik layak buat audiophile,” celoteh Joy.
Walaupun sudah bisa mengendarai mobil dan mulai paham soal modifikasi, Daffa dilarang keras mengendarai Outlander Sport. Syarat ini harus dipenuhi sampai ia memiliki SIM